belfo.id ads

Prominent Crypto Trader Drops Shocking Bitcoin Price Prediction

23/05/2023
belfo.id ads title

[ad_1]

Saat harga Bitcoin berada di atas level harga $27.000, trader terkenal Peter Brandt memberikan prediksi baru untuk Bitcoin. Menurutnya, BTC bisa mengalami penurunan harga sekali lagi sebelum naik lebih tinggi. Namun, Brandt menyebut prediksi harga ini hanyalah perkiraan semata dan mengatakan bahwa perkiraan merupakan yang terbaik yang bisa ia berikan. Ia juga menyarankan pengikutnya untuk menjaga aset mereka dari para analis yang bersikap dogmatis terhadap analisis harga.

Meski BTC mengalami penurunan harga beberapa hari terakhir, dengan penurunan harga sebesar 0,8% dalam 24 jam terakhir, aset ini tetap di bawah titik pivot utama, dengan harga $27.132 pada saat penulisan artikel ini. Menurut data dari perusahaan analisis blockchain terkenal, Glassnode, Bitcoin mencatat kisaran harga sebesar 3,4% dalam tujuh hari terakhir. Data ini mengkonfirmasi bahwa aset kripto nomor satu sedang mengalami periode dengan volatilitas terendah dalam tiga tahun terakhir. Selama interval waktu yang sama dengan kondisi saat ini, yakni di bulan Januari 2023 dan Juli 2020, terjadi pergerakan harga bearish yang mendahului pergerakan pasar yang besar. Sehingga, hal ini menunjukkan bahwa volatilitas yang tinggi kemungkinan akan terjadi segera. Observasi ini sejalan dengan prediksi terbaru Brandt, di mana ia mengklaim bahwa Bitcoin akan melonjak tinggi setelah mengalami penurunan harga sekali lagi.

Namun, ada juga analis lain yang berpikir bahwa setelah beberapa kali penurunan harga, Bitcoin akan mengalami breakout. Salah satunya adalah analis kripto Carl dari The Moon, yang menemukan pola segitiga simetris yang menunjukkan konsolidasi. Carl menyoroti target harga sebesar $25.000 atau $29.000, tergantung pada arah breakout harga.

Meskipun indikator teknis menunjukkan adanya pergerakan harga besar untuk Bitcoin, laporan terbaru dari Glassnode menunjukkan bahwa biaya transaksi Bitcoin yang melonjak dapat menahan laju kenaikan harga aset ini. Biaya transaksi BTC melonjak karena jaringan Bitcoin kesulitan mengatasi kemacetan akibat transaksi besar yang belum dikonfirmasi. Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya pemintakan dan transfer NFT Ordinal dan token BRC20. Serangan transaksi membuat node terlalu banyak diload dan menyebabkan backlog transaksi yang belum terkonfirmasi. Hal ini menurunkan kecepatan transaksi dan menimbulkan kenaikan biaya transaksi. Hal ini juga membuat pengguna enggan melakukan transaksi Bitcoin, sehingga menurunkan volume transfer. Pada tanggal 20 Mei, total volume transfer di jaringan Bitcoin telah berkurang menjadi $2,73 miliar per hari. Jumlah throughput ini jauh lebih rendah daripada lebih dari $15 triliun yang tercatat selama pasar bullish di tahun 2021.

[ad_2]

Source link

    Artikel Terkait